Sabtu, 28 April 2012

Labaika Allahumma Labaik

Hari keberangkatan itu pun tiba, 12 Oktober 2011 pagi hari ba'da subuh, kami sudah bersiap pakaian lengkap dan mengecek kesiapan semua dokumen, tas paspor serta tas tenteng.  Sebelum berangkat kami melaksanakan sholat shafar terlebih dahulu di mesjid sebelah rumah.  Di mesjid juga sudah berkumpul adik ipar dan suami, seorang sepupu serta seorang tetangga. Jadi pagi itu kami berenam dilepas oleh sanak saudara dan tetangga menuju balai kota di Timoho.  Pagi itu mas Hesa (my oldest son) rencananya akan langsung masuk sekolah meski terlambat karena sekolahnya tidak jauh dari balai kota.  Beberapa mobil beriringan menuju balai kota dengan tidak lupa membawa tanda masuk bagi pengantar.  Disepakati bahwa calon jamaah haji untuk berkumpul pukul 06.30 dan setelah sedikit seremoni pelepasan dari walikota baru akan diberangkatkan ke asrma haji Donohudan, Solo (sebenarnya masuk kab. Boyolali sih)
Alhamdulillah tiba disana semua keluarga yang mengantar bisa masuk halaman balai kota dan mengantar hingga jadawal keberangkatan.  Kami menempati bis no 7 sesuai nomor rombongan kami dalam kloter 36 kota yogya.  Sebagian besar teman-teman satu rombongan sudah siap di bis dan selaku ketua regu, suami langsung mengecek kehadiran teman-teman satu regu.  Saya yang kebetulan menjadi bendahara untuk rombongan kami, langsung membagikan uang bekal tabungan rombongan selama mengikuti manasik yang saat itu sudah saya tukarkan dalam bentuk dollar US dengan alasan kepraktisan membawa.  Masing-masing kebagian $50...sisa uang rombongan masih saya bawa dengan niat untuk dibagikan saat di tanah suci nanti.  Siapa mengira hal ini membawa cerita lain saat ditanah suci(tidak terkait saya langsung sih..mungkin nanti saya ceritakan...mungkin lo hehehe.
Kurang lebih jam 07.30 katanya seremoni pelepasan di mulai, katanya lagi..hehehe...berlangsungnya di bis 1 yang paling depan dan berisi rombongan haji mandiri alias haji yang tidak ikut kbih.   Bis kami sendiri dilepas oleh petugas dari kemenag yang juga membagikan titipan doa dari bapak Walikota yang intinya untuk mendoakan keselamatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia khususnya yogyakarta.  Terus terang saya sendiri tidak kebagian amplop berisi titipan doa itu, jadi saya juga lupa sih apa saya ikut mendoakan sesuai isi titipan tersebut (alasannnnn..hehehe).
Sedihkah saya saat melambaikan tangan kepada para pengantar terutama melihat anak-anak di pegang nenek dan eyangnya?...sejujurnya tidak jelas...saya tidak menangis, saya cuma terus mengucapkan kalimat talbiyah itu sambil membalas lambaian mereka.  Saat itu pikiran saya lebih pada saya akan berangkat ke tanah suci dan inilah awal perjalanan itu.  Insya Allah anak-anak sudah dititipkan ke orang-orang yang kami percayai dan amanah, selebihnya urusan dikembalikan pada sang Maha Penjaga, Allah SWT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar